"Eleven Hints for Life"
1. It hurts to love someone and not be loved in return.
But what is more painful is to love someone and never
find the courage to let that person know how you feel.
2. A sad thing in life is when you meet someone who
means a lot to you, only to find out in the end that it was
never meant to be and you just have to let go.
3. The best kind of friend is the kind you can sit on a
porch swing with, never say a word, and then walk away
feeling like it was the best conversation you've ever had.
4. It's true that we don't know what we've got until we lose
it, but it's also true that we don't know what we've been
missing until it arrives.
5. It takes only a minute to get a crush on someone, an
hour to like someone, and a day to love someone-but it
takes a lifetime to forget someone.
6. Don't go for looks, they can deceive. Don't go for wealth,
even that fades away. Go for someone who makes you
smile because it takes only a smile to make a dark day
seem bright.
7. Dream what you want to dream, go where you want to go,
be what you want to be. Because you have only one life and
one chance to do all the things you want to do.
8. Always put yourself in the other's shoes. If you feel that it
hurts you, it probably hurts the person too.
9. A careless word may kindle strife. A cruel word may wreck
a life. A timely word may level stress. But a loving word may
heal and bless.
10. The happiest of people don't necessarily have the best
of everything they just make the most of everything that comes
along their way.
11. Love begins with a smile, grows with a kiss, ends with
a tear. When you were born, you were crying and everyone
around you was smiling. Live your life so that when you die,
you're the one smiling and everyone around you is crying.
Rabu, 21 November 2012
Senin, 19 November 2012
Puisi
Teman . . .
Menangislah jika kau ingin menangis
Luapkan semua dalam tangisanmu
Aku berjanji akan berada di sampingmu
Bersamamu merasakan apa yang kau rasakan
Bersabarlah menghadapi mereka,
Mereka yang tak tahu apa sebenarnya,
Aku berjanji akan ada sisaat kau butuh
Teman . . .
Usap air matamu
Lupakan apa yang terjadi hari ini,
Ingatlah masih ada hari esok
Tersenyumlah untuk hari esok,
karena hari esok adalah misteri
Yang tak pernah kita tahu
Teman . . .
Berjanjilah kau akan tersenyum
Karena aku tak mampu
Melihatmu menangis
Senin, 12 November 2012
Cerpen
AIMEY
Hujanpun turun ketika bel pulang sekolah berbunyi. Anak – anak SMAN 1
GRANDE pun berhamburan keluar. Ada yang nekat pulang, ada juga yang menunggu
hujan reda. Aimey memutuskan untuk mengunggu hujan reda. Ia mengunggu, berdiri
bersandar tembok. Ia menatapi setiap tetesan air hujan. Dikejutkan ia dengan
Keila.
“Hey, nglamun aja..” , kejut Keila.
“Eh, kamu... ada apa?”, kata Aimey.
“Aku kira kamu udah pulang tadi,”
“Belum kok, aku masih nunggu ujannya reda,”
“Oke aku temenin kamu,” kata Keila.
“Makasih Kei..”
“Sama – sama ...”
Hujanpun reda, Aimey segera menuju tempat parkir dan mengambil
sedepanya. Digayuhnya sepada miliknya. Ia pulang menikmati dinginnya suasana
yang habis diguyur hujan. Di jalan, baju sragam Aimey terkena ciprat mobil yang
melintas.
“Hey,, dasar NAJONG !!!”, teriak Aimey.
Cepat – cepat ia ingin tiba di rumah. Sesampai di rumah ia cepat –
cepat mandi lalu ganti baju. Seusai itu dia istirahat.
Esok harinya dia berangkat sekolah naik sepeda. Tiba di sekolah, ia
memarkirkan sepedanya, lalu menuju kelas. Bel tanda masuk berbunyi. Bu.Sandra
masuk di kelas Aimey.
“Selamat pagi..?”
“Pagi, Bu..,”
“Anak – anak, kalian kedatangan teman baru pindahan dari SMAN 1
CENDANA. Yuko, silakan perkenalkan dirimu kepada teman – teman.
“Perkenalkan, nama saya Arnando Deyuko. Kalian bisa panggil Yuko. Saya
pindahan dari SMAN 1 CENDANA. Thanks”
“Nah, Yuko silakan duduk di sebelah Revan.”
Anak baru itu duduk tepat di depan Aimey. Aimey mengguman kagum dalam
hatinya. Aimey memandang Yuko. Tetapi Yuko
memandang sosok Clara, cewek paling sok di kelas Aimey. Mengetahui itu, Aimey
terdiam dan segera menghilangkan pikirannya tadi.
Tak terasa pelajaran usai. Bel tanda istirahat pun berbunyi. Semua yang
ada di kelas keluar meninggalkan kelas, kecuali Aimey.
“Aimey, ke kantin yuk..,”
“Enggak ah Kei, aku pengen di sini,”
“Ooo, ya udah, aku ke kanti dulu ya, mau ngisi perut,.. hehehe,” kata
Keila seraya meninggalkan Aimey sendiri.
Aimey duduk di bangkunya sambil membaca novel. Tiba – tiba Yuko pun
masuk ke dalam kelas.
“Kamu nggak ke kantin?” kata Yuko
“Enggak,”
“Kamu baca apaan tuh?”
“Novel,”
“O, iya, aku udah tanya – tanya tapi belum kenal. Nama kamu siapa?”
“Aimey,” jawabnya singkat
Tak lama setelah pekenalan, Clara dan temannya masuk ke dalam kelas.
Sepertinya dia tidak senang jika Aimey dekat dengan Yuko. Tak disangka, Clara
mendekati Yuko.
“Hay Deyuko?”
“Oh hay..,”
“Kenalin, aku Clara” sambil berjabat tangan.
“Siska,” salam teman Clara.
Yuko dan Clara berbincang – bincang seolah sudah kenal sebelumnya.
Sepertinya Yuko mempunyai rasa terhadap Clara. Clara mendekati Deyuko karena
ia tahu Yuko anak orang yang berada.
Sayang, Yuko tidak mengetahui itu.
Pulang sekolah, hujan turun lagi. Aimey menunggu hujan reda bersandar
di tembok. Kali ini ia memikirkan Yuko. Ia tak bisa menghilangkan sosok Yuko.
Aimey jatuh cinta pandangan pertama pada Yuko.
Kian hari Yuko semakin dekat dengan Clara. Semakin sakit yang dirasa
Aimey saat itu. Tapi dia tidak memperlihatkannya.
Suatu hari Yuko tidak masuk sekolah karena sakit. Aimey mencari tahu
alamat Yuko. Ia ingin menjenguk Yuko. Begitu besar perhatian Aimey terhadap Yuko.
Sedangkan Clara yang dekat dengan Yuko malah belum menjenguknya.
Sesampai di rumah Yuko, diketuknya pintu rumah. Seorang wanita tua
membukakan pintu.
“Maaf, cari siapa?”
“Saya Aimey, teman Yuko. Saya ingin menjenguk Yuko?”
“Silakan non, saya antar ke kamar aden. Den Yuko sedang sakit.”
Rumah Yuko sepi. Orangtuanya masih di luar negeri. Ia di sini bersama
pembantunya.
“Aimey..” kata Yuko lemah, “Dari mana kamu tahu rumah aku?”
“Kamu nggak perlu tahu, yang penting kamu sembuh dulu.” Kata Aimey.
”Kamu belum makan ya? Kok makan siang kamu masih utuh?”
“Belum.”
“Kapan kamu sembuh kalo kamunya enggak mau makan?”
Aimey langsung mengambil makan siang Yuko, kemudian ia suapkan pada Yuko.
Yuko pun dengan lahap disuapin Aimey. Akhirnya dia mau makan dan minum obat.
Dua hari Aimey pergi ke rumah Yuko untuk merawatnya. Akhirnya esok
harinya ia kembali masuk ke sekolah. Ia berterimakasih kepada Aimey yang begitu
ikhlas merawatnya.
Tetapi, Yuko justru mencari Clara. Dia mencari Clara karena selama ia
sakit, Clara tak pernah menjenguknya. Alasan Clara cukup simple. Dia berkata
kalau selama Yuko sakit, dia sibuk dengan urusannya. Yuko mempercayai itu.
Dan suatu hari, Aimey tidak masuk sekolah. Aimey sakit dan harus dirawat
di rumah sakit. Beberapa hari, Aimey tak kunjung masuk sekolah. Sepulang sekolah,
Keila menjenguk Aimey di rumah sakit Dr.Sutomo.
Tiba di rumah sakit, ia bertanya kepada suster atas pasien yang bernama
Aimey Kanaya. Aimey di rawat di ruang Lili. Tak lama kemudian Keila menemukan
ruangan di mana Aimey di rawat. Aimey mengidap penyakit kanker otak.
“Aimey..,”
“Keila, sama siapa kamu?”
“Aku sendiri Mey, kamu kira aku sama siapa?”
“Aku kira kamu sama Yuko.”
Sebenarnya Keila sudah tahu akan perasaan Aimey terhadap Yuko. Keila
mencoba menghibur Aimey. Dia tidak mau Aimey memikirkanan Yuko yang nantinya
membuat Aimey sakit.
Dua minggu telah berlalu. Aimey
belum juga masuk sekolah. Sepulang sekolah, Keila pergi menjenguk Aimey.
Kali ini Keila menjenguk Aimey tidak
sendiri. Ia pergi ke sana bersama Revan. Diketuknya pintu kamar Aimey.
“Tok...tok...tok”
“Masuk,” kata Aimey lemah.
“Siang Mey...”
“Siang Kei.., sama siapa kamu?”
“Aku sama Revan. Van, masuk..”
“Hay Mey..”
“Hey Van..,”
“Gimana Mey keadaan kamu? Udah
baikkan?” kata Revan.
“Ya..., ginilah..”
“Kamu yang kuat ya Mey,
ngadepinnya..” kata Keila
Aimey sudah pengen masuk kembali
ke sekolah. Tapi dia masih belum sembuh. Aimey ingin sekali bertemu dengan
Yuko. Ia ingin memberi sesuatu yang dibuatnya sendiri.
Dia minta tolong kepada Keila
dan Revan, agar Yuko meluangkan waktunya sebentar untuk menemui Aimey.
Esok harinya Revan dan Keila
ngomong ke Yuko, kalo Aimey sakit parah dan ingin bertemu dengannya walau
sebentar.
“Yuko.., Aimey sakit parah, dia
pengen ketemu sama kamu. Dari kemaren – kemaren dia pengen ketemu sama kamu.”
kata Keila.
“Iya, dia ngarepin kalo kamu
dateng jenguk dia.” tambah Revan.
“Oke, anterin aku ke sana
sepulang sekolah.”
Hari itu kondisi Aimey semakin
memburuk. Kanker otaknya mencapai stadium empat.
Ketika Yuko, Keila, dan Revan
sampai di rumah sakit. Aimey telah menghembuskan nafas terakhirnya. Mereka
terlambat sampai di sana. Sampai di depan pintu kamar, mereka kaget, karena
orangtuanya menangis. Sepucuk surat dan syal buatan Aimey diberikannya kepada
Yuko. Yuko pun membuka dan membaca isi surat itu.
“Yuko, aku pengen jujur sama kamu. Sebenarnya aku suka sama kamu waktu
pertama aku liat kamu. Tapi, setelah aku tau kamu suka sama Clara. Aku pendam
rasaku ini dalam – dalam. Aku ingin melupakanmu, tapi aku enggak bisa ngehapus
bayangan kamu. Hati aku sakit saat kamu bicara, berdua sama Clara di samping
aku. Aku mencoba tersenyum di depan kalian meskipun hati aku ini menangis. Tapi
aku sempat merasakan senang waktu kamu sakit, aku bisa ngerawat kamu. Mungkin
itu pertemuan yang singkat, tapi aku gak akan ngelupain hal itu. Tapi, kenapa
kamu menambah sakit hati ini? Ketika aku sakit, kamu nggak pernah datang jenguk
aku? Aku pengen ngeliat kamu di saat –saat terahkirku. Yuko.., aku pengen kamu
di samping aku. Semoga syal ini bisa ngingetin kamu sama aku. Kalo kamu kangen,
pake syal ini ya..? simpan baik – baik...
Salam manis terakhir,
Aimey
”
Yuko menyesal, selama ini telah
meninggalkan sosok Aimey yang sangat peduli padanya, dan mengejar sosok Clara
yang hanya menginginkan sesuatu darinya.
Yuko menyimpan syal pemberian
Aimey, dan akan mengingat Aimey sebagai sosok yang terindah yang pernah
menyayanginya dengan tulus.
Langganan:
Postingan (Atom)